Postingan

Catatan Ramadhan: Ramadhan Cemburu (Katamu, Kau Rindu?)

Gambar
Marhaban Ya Ramadhan! Selamat datang wahai bulan yang mulia, bulan yang suci, bulan yang penuh berkah dan kenikmatan. Bulan di mana para setan dibelenggu, para malaikat memohonkan ampun bagi siapa saja yang sabar berpuasa hingga tiba waktu berbuka, dibukanya pintu surga, ditutupnya pintu neraka, bertebarannya ampunan dan rahmat dari Allah. Ah, Ramadhan, kau datang dengan segudang keistimewaan… Suatu ketika, Baginda Rasulullah saw. pernah mengatakan sesuatu tentangmu, Ramadhan: “ Seandainya para hamba mengetahui apa yang terdapat pada bulan Ramadhan, niscaya mereka akan mengharapkan agar bulan Ramadhan terjadi sepanjang tahun.” Ya, seandainya kami tahu! Sayangnya, apa yang digambarkan tentang kemuliaanmu, terkadang masih belum terlihat jelas oleh kami. Sukacita yang kami tampakkan menjelang hari-hari penyambutanmu ternyata tak lebih dari sekedar euforia sehari saja. Kerinduan yang kami lisankan berhari-hari sebelum kedatanganmu terkadang tak kami buktikan ...

PERJUANGAN INI TAK MEMBUTUHKAN ORANG-ORANG YANG LEMAH!

Gambar
  Perjalanan ini panjang dan begitu terjal. Jalan yang dilalui dipenuhi oleh berbagai ancaman yang siap menerkam. Maka, perjalanan ini tak akan bisa dilalui oleh mereka yang lemah. Perjuangan ini tak akan diemban oleh mereka yang mudah menyerah, apalagi mereka yang rakus harta dan silau akan gemerlap dunia. Mereka yang sanggup bertahan di jalan ini, sejatinya adalah mereka yang siap mati dan telah terbakar oleh panasnya iman . Ingatkah kita tentang kisah pemboikotan yang menimbulkan penderitaan hidup bagi Rasulullah saw. dan para pembelanya? Pemboikotan yang dicetuskan oleh kaum kafir Quraisy yang ditujukan bagi siapa saja yang gigih dalam mempertahankan ke-Islam-annya dan enggan kembali ke ritual penyembahan berhala. Kaum Quraisy dilarang keras berinteraksi dengan kaum muslimin, termasuk tidak boleh melakukan transaksi jual beli dengan mereka serta tidak boleh menikahkan atau dinikahkan dengan salah seorang di antara mereka. Pemboikotan ini tidak sebentar, ...

Inersia dalam Diri Manusia

Gambar
Secara alamiah, semua benda memiliki daya inert atau kelembaman di dalam dirinya. Kelembaman inilah yang membuat sebuah benda cenderung menolak perubahan terhadap keadaan geraknya. Entah pada saat itu ia sedang diam, atau sedang bergerak lurus beraturan, ia akan tetap mempertahankan posisinya hingga mendapatkan gaya yang setimpal dengan massanya agar mengalami perubahan. Aih, memang rumit berbicara fisika. Tapi, tunggu dulu. Bahasan tentang inersia ini sejatinya sederhana sekali—bahkan dekat dengan diri kita. Ya, sesungguhnya hakikat tentang inersia ini bisa kita amati dalam diri manusia. Pernah melihat orang yang malasnya minta ampun? Nah, orang itu sebenarnya sedang lembam. Cenderung untuk mempertahankan posisinya. Tidur terus, duduk terus, ngelamun terus. Sigma F = 0. Seperti itulah. Demikian juga halnya dengan orang yang alergi terhadap perubahan. Inersia bisa terjadi pada orang-orang yang telah terbiasa pada gaya hidup yang dinikmatinya. Meskipun, ia tahu hidup...

7 Tips Menangkal Baper

Gambar
Tulisan ini saya buat tanpa bermaksud menggurui siapapun atau karena saya nggak pernah baper sama sekali. Totally no… Justru karena saya juga sering mengalami hal ini, makanya tulisan ini lahir. Jadi sebenarnya, tulisan ini saya buat sebagai pengingat untuk diri saya sendiri, mana tahu nanti saya lupa lagi, hehe. Saya sengaja tidak mencantumkan dalil syara’ baik itu ayat Qur’an atau al-hadits, karena saya yakin teman-teman semua sudah fasih melafalkannya. :) *** Akhir-akhir ini saya sering dibuat risih dengan postingan-postingan seputar VMJ alias virus merah jambu yang beredar di dunia maya. Bukan, bukan soal cinta kera dan aktivitas menjijikkan bernama pacaran. Kalo soal begituan sih, sudah saya kick jauh-jauh dari pandangan mata saya. Tapi ini tentang cinta—yang menurut sebagian orang—adalah cinta yang sakral (hahaha). Dibahas dengan begitu apik dan halus, perlahan mengajak pembaca untuk hanyut dalam khayalan tingkat tinggi, disertai dengan gambar-gambar yang MEMA...

Hidup ini singkat, sebentar lagi mati.

Gambar
Tadi pagi, setelah membaca beberapa lembar buku wajib yang harus saya selesaikan minggu ini, saya mengaktifkan modem. Seperti biasa, kalau sudah terhubung wi-fi, handphone saya berdering tidak karuan karena banyaknya pemberitahuan yang masuk. Di antara notification yang silih berganti di notif bar, ada pesan di grup WA, dari Kak Dio. Isinya: "Innalillahi wa innailahi roojiun........" Karena hanya membaca melalui notif bar, jadi tidak terbaca keseluruhan isi pesan. Saya tidak langsung membuka WA. Saya termenung sesaat... Teringat seorang kakak yang beberapa hari belakangan memang sedang dirawat di rumah sakit, dan menurut kabar kondisinya semakin memburuk dari waktu ke waktu. Saya memang tidak mengenalnya. Tapi, fakta bahwa kami berada pada barisan perjuangan yang sama, tetap saja membuat saya sedih mendengarkan kabarnya. Bahkan, kata mereka yang telah menjenguk, beliau berada dalam kondisi koma hingga tidak bisa menyadari kehadiran orang-orang di sekelilingnya... Ya Allah ...

Tentang kuliah, dan sesuatu yang seharusnya kusyukuri

Tersembunyi dalam sebuah folder, saya juga lupa kapan menulisnya. Tapi saya suka tulisan saya yang ini. ^^ ***   Saya bersyukur bisa kuliah. Alhamdulillah ‘alaa kulli hal. Bukan karena saya bisa mengecap pendidikan di jenjang yang lebih prestisius, atau karena saya bisa meraih gelar akademik yang kelak akan saya banggakan. Namun, lebih daripada itu semua, di sini saya belajar tentang kehidupan. Saya mendapatkan banyak pelajaran hidup yang mungkin tidak akan saya dapatkan jika hanya di ruang kuliah saja. Di sini, saya belajar lebih banyak. Saya bertemu dengan banyak orang dan menyaksikan banyak hal. Saya bertemu dengan orang-orang dengan berbagai macam karakter, latar belakang, dan kehebatan yang dimilikinya. Saya sadar, sesingkat apapun pertemuan saya dengan seseorang, akan selalu terselip hikmah yang menjadi alasanNya. Seburuk apapun orang tersebut. Semuanya tampak seperti kepingan-kepingan ilmu yang terserak. Tinggal kita saja, bagaimana kita akan menyusunn...