Postingan

Menampilkan postingan dari Desember, 2016

Bagaimana mungkin kau berniat untuk menyerah?

Gambar
Bagaimana mungkin kau berniat untuk menyerah...? Padahal kau tahu, bukan perjuangan ini yang membutuhkanmu ada dan tiadamu dalam perjuangan ini, akhirnya sama saja; kelak Allah akan tetap memenangkankannya melalui perjuangan mereka yang lain pejuang yang niatnya lebih suci, azzamnya lebih kokoh seumpama baja Bagaimana mungkin kau berniat untuk menyerah...? Padahal kau tahu, justru dirimu-lah yang membutuhkan perjuangan ini Bukankah surga itu mahal harganya? Sampai-sampai Allah katakan: jiwa dan hartamu itu milikNya! Wahai, telah cukupkah bekalmu untuk membeli surga? Bagaimana mungkin kau berniat untuk menyerah...? Padahal katamu, kau inginkan kemenangan Islam diraih olehmu Kau inginkan generasimu pantas untuk mendapatkan pertolonganNya Lalu, lihatlah dirimu! Akankah pertolongan Allah turun kepada orang-orang lemah bermental rendah sepertimu? Bagaimana mungkin kau berniat untuk menyerah...? Padahal kau tahu, kemenangan Islam hanya milik mer

Inilah Iman!

Gambar
Apakah Anda termasuk salah satu orang yang takjub dengan meluapnya peserta aksi damai 212 kemarin? Ya, saya pun demikian. Konon katanya aksi damai tersebut dihadiri hingga 7,4 juta orang kaum muslim yang berdatangan dari berbagai daerah. Jumlah yang jauh lebih besar dibanding aksi 411 sebelumnya. Malah saya sempat berpikir peserta aksi damai 212 tidak akan lebih banyak daripada peserta aksi 411, sebab begitu banyak tekanan dan ancaman dari beberapa pihak sehingga kaum muslim sulit untuk mencari celah. Tapi, Allahu Akbar… Allah Maha Besar, Maha Kuasa. Apa yang terjadi sungguh di luar prediksi. Cobaan bertubi-tubi yang menimpa kaum muslim sebelum aksi tersebut dilakukan, nyatanya tak menyurutkan niat suci mereka untuk menuntut keadilan hukum atas si penista agama. Bahkan ghirah perjuangan itu semakin berkobar-kobar, menyala-nyala. Hambatan demi hambatan yang bermunculan ternyata semakin melejitkan semangat mereka untuk mem

Tentang Pengorbanan; Siapalah saya ini?

Ada rasa nyeri di dada melihat betapa luar biasa jiwa pengorbanan kaum muslimin hari ini. Sungguh sinyal-sinyal kebangkitan itu telah ada. Lihatlah bagaimana ratusan kaum muslim nekat berjalan kaki dari kampung halamannya menuju ibukota demi menuntut keadilan atas penistaan agama mereka. Lihatlah... sungguh kaum ini bukan lagi terdiri atas buih. Sungguh, kebangkitan itu semakin dekat. Tengoklah bagaimana nekatnya mereka mewujudkan tekad mereka. Bahkan ketika beberapa pihak berusaha mengunci jalan mereka, mereka terus berusaha mencari celah. Bis-bis yang mereka sewa mendadak menolak mengangkut mereka? Bukan masalah! Jalan kaki pun jadi! Ada rasa nyeri yang bersahut-sahutan di dalam hati. Ada rasa perih yang entah datangnya dari mana. Ketahuilah bahwa perjuangan mereka hari ini, 2 Desember 2016, bukanlah demi eksistensi. Bukanlah demi kebanggaan duniawi. Apalagi demi recehan rupiah yang tak ada apa-apanya di sisi ilahi Robbi. Bukan demi itu semua. Perjuangan mereka hari ini, saya y