Tentang kuliah, dan sesuatu yang seharusnya kusyukuri
Tersembunyi dalam sebuah folder, saya juga lupa kapan menulisnya. Tapi saya suka tulisan saya yang ini. ^^
***
Saya bersyukur bisa kuliah. Alhamdulillah
‘alaa kulli hal. Bukan karena saya bisa mengecap pendidikan di jenjang yang
lebih prestisius, atau karena saya bisa meraih gelar akademik yang kelak akan
saya banggakan. Namun, lebih daripada itu semua, di sini saya belajar tentang
kehidupan. Saya mendapatkan banyak pelajaran hidup yang mungkin tidak akan saya
dapatkan jika hanya di ruang kuliah saja. Di sini, saya belajar lebih banyak.
Saya bertemu dengan banyak orang dan menyaksikan banyak hal. Saya bertemu dengan
orang-orang dengan berbagai macam karakter, latar belakang, dan kehebatan yang
dimilikinya. Saya sadar, sesingkat apapun pertemuan saya dengan seseorang, akan
selalu terselip hikmah yang menjadi alasanNya. Seburuk apapun orang tersebut.
Semuanya tampak seperti kepingan-kepingan
ilmu yang terserak. Tinggal kita saja, bagaimana kita akan menyusunnya. Menjadi
lebih indah-kah, atau menjadi tak beraturan? Maksudku, setiap penggalan
peristiwa itu ada maknanya. Mungkin sekilas tampak konyol, tapi seperti itulah yang
kurasakan. Setiap kepingan itu, mutlak memiliki alasan mengapa harus tercipta.
Kita yang seharusnya bijak dalam memandang segala sesuatu. Jika kita jeli, kita
akan menangkap maksudnya, yakinlah.
Maka menurutku, betapa ruginya kita jika kita
memandang kegiatan perkuliahan itu sebagai suatu beban. Atau, memandangnya
sebagai ajang kejar-kejaran nilai sampai menghalalkan segala cara. Empat tahun,
bukan waktu yang singkat. Empat tahun, semuanya diproses. Empat tahun, kita
ditempa. Bukan soal nilai ujian, bukan soal indeks prestasi. Ada yang jauh
lebih penting dan kelak berguna hingga akhir hayat; nilai kehidupan. Maka
cobalah sejenak letakkan buku dan diktat-diktatmu, letakkan tumpukan-tumpukan
kertasmu, palingkan wajahmu dari layar gadgetmu. Tataplah sekelilingmu: kau
sekarang sudah kuliah... kau bukan lagi seorang siswa. Kau adalah seorang
mahasiswa. Apa artinya? Nilai yang kau kejar dalam aktivitasmu tak seharusnya
terbatas pada nilai akademis saja. Sekali lagi, nilai kehidupan. Kau berada
pada fase pendewasaan. Kelak, masa-masa empat tahun inilah yang menentukan akan
seperti apa kau nanti. Jadi renungilah setiap penggalan peristiwa yang kau
lalui, jika kau tak temukan makna di sana, mungkin kau harus jeli lagi. Hasil
perenunganmu itulah yang akan menempamu menjadi lebih baik. Kau akan lebih
menghargai apapun yang terjadi. Kau akan lebih membuka pikiranmu untuk hal-hal
yang mungkin saja tak kau sukai. Kau akan lebih.....bersyukur.
4/11/2015, 8.54pm
Laporan, tugas strabel. C’mon....
Komentar
Posting Komentar