WASPADA TERHADAP HADITS-HADITS YG LEMAH (DHA'IF) SEPUTAR RAMADHAN


Waspada Terhadap Hadits-Hadits Dha’if (Lemah) Seputar Ramadhan
Pendahuluan Segala puji hanya bagi Allah Ta`ala yang menjadikan bulan Ramadhan sebagai musim berlomba-lomba dalam kebaikan dan amal shalih serta musim dilipatgandakannya pahala kebaikan. Kami bersaksi bahwa tiada sesembahan yang hak melainkan Allah Ta`ala dan bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya. Semoga shalawat dan salam dilimpahkan kepada beliau, keluarga dan segenap sahabatnya. Mengingat pentingnya menyambut bulan Ramadhan dengan perbekalan ilmu yang cukup, terutama yang berkaitan dengan hukum, keutamaan, kekhususan, adab, manfa`at seputar masalah Ramadhan, maka sengaja dalam rubik ini kami angkat secara khusus tentang “Hadits-Hadits Dha’if (Lemah) Seputar Ramadhan” yang telah tersebar dan menjadi rujukan mayoritas kaum Muslimin, sehingga terkesan hadits-hadits tersebut bersumber dari Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam langsung. Tentu hal ini perlu mendapat perhatian……semangat dan keinginan kaum Muslimin yang begitu besar dalam berlomba-lomba untuk melakukan amal kebaikan di bulan Ramadhan yang di dalamnya penuh dengan keutamaan dan kekhususan ini ternodai oleh amalan tertentu yang tidak bersumber dari Nabi Shallallaahu ‘alaihi wa sallam….!!!
Semoga artikel ringkas ini dapat memberikan informasi yang obyektif dan otentik kepada kita semua, sehingga setiap amal kebaikan dan ibadah kita sekecil apapun diterima disisi Allah Subhaanahu wa Ta’ala dan tidak sia-sia. Wallahu Musta’an.


Hadits-Hadits Dha’if Seputar Ramadhan Berikut kami nukilkan beberapa hadits dha’if (lemah) berkaitan dengan bulan Ramadhan.
Pertama: “Permulaan bulan Ramadhan adalah rahmat, pertengahannya adalah ampunan dan terakhirnya adalah pembebasan dari (siksa) naraka“ (Hadits Munkar)
( Lihat, Kitab adh-Dhu`afa, oleh al-`Uqailiy, 2/162; al-Kamil Fi Dhu`afa ar-Rijal, oleh Ibnu `Adiy, 1/165; Ilal al-Hadits, oleh Ibnu Abi Hatim, 1/246; Silsilah al-Ahadits adh-Dha`ifah wa al-Maudhu`ah, oleh al-Albaniy, 2/262; 4/70)

Kedua:  “Berpuasalah kalian semua niscaya kalian semua akan sehat “ (Hadits Dh`if)
(Lihat, Kitab Tahrij al-Ihya`, oleh al-Iraqiy, 3/75; al-Kamil Fi Dhu`afa ar-Rijal, oleh Ibnu `Adiy, 2/357; asy-Syidzrah Fi al-Ahaadits al-Musytahirah, oleh Ibnu Thulun, 1/479, al-Fawaid al-Majmu`ah Fi al-Ahaadits al-Maudhu`ah, oleh asy-Syaukaniy, 1/259; al-Maqashid al-Hasanah, oleh as-Sakhawiy, 1/549; Kasyf al-Khafa, oleh al-`Ajluniy, 2/539 dan Silsilah al-Ahadits adh-Dha`ifah wa al-Maudhu`ah, 1/420

Ketiga: “Barangsiapa berbuka satu hari pada (puasa) Ramadhan tanpa ada udzur (sebab) dan (karena) sakit, maka dia tidak dapat menggantinya meskipun puasa satu tahun (penuh)“  (Hadits Dh`if)
(Lihat, Fath al-Bariy, oleh al-Hafidz Ibnu Hajar, 4/161; Misykaah al-Mashabih, tahqiq al-Albaniy, 1/626; Dha`if Sunan ath-Thirmidziy, oleh al-Albaniy, hadits no. 115; al-Ilal al-Waridah Fi al-Ahaadits, oleh ad-Daruquthniy, 8/270)

Keempat: “Sesungguhnya bagi Allah Ta`ala pembebasan dari (siksa) neraka pada setiap kali berbuka“ (Hadits Dh`if)
(Lihat, Tanjiih asy-Syari`ah, oleh al-Kananiy, 2/155; al-Fawaid al-Majmu`ah Fi al-Ahaadits al-Maudhu`ah, oleh asy-Syaukaniy, 1/257; al-Kasyf al-Ilaahiy `An Syadiid adh-Dha`f wa al-Maudhu` wa al-Wahiy, oleh al-Thuraabilisiy, 12/230; Dzakhirah al-Huffaazh, oleh al-Qaisiraaniy, 2/956; Syu`abul Iman, oleh al-Baihaqiy, 3/304; dan al-Kaamil Fi Dhu`afaa ar-Rijal, oleh Ibnu `Adiy, 2/455)


Kelima: “Sekiranya semua hamba mengetahui apa yang terkandung dalam (bulan) Ramadhan sungguh ummat-ku akan berharap (bulan) Ramadhan menjadi setahun penuh “ (Hadits Dh`if)
(Lihat, al-Maudhu`at, oleh Ibnu al-Jauziy, 2/188; Tanjiih asy-Syari`ah, oleh al-Kanaaniy, 2/153; al-Fawaaid al-Majmu`ah, oleh asy-Syaukaniy, 1/254 dan Majma`u az-Zawaaid, oleh al-Haitsami, 3/141)


Keenam: “Ya Allah anugerahkan kepada kami keberkahan di (bulan) Rajab dan Sya`ban serta pertemukan kami (dengan) Ramadhan“ (Hadits Dha`if)
(Lihat, al-Adzkaar, karya an-Nawawiy; Mizaan al-I`tidal, karya adz-Dzahabiy; Majma`u az-Zawaaid, karya al-Haitsamiy, 2/165 dan Dha`if al-Jami`, oleh al-Albaniy, hadits no. 4395)


Ketujuh: Do’a Berbuka:  “Ya Allah, karena-Mu aku berpuasa, dan atas rizki-Mu aku berbuka“ (Hadits Dh`if)
(Lihat, Khulashah al-Badar al-Munir, oleh Ibnu al-Mulqin, 1/327, hadits no. 1126; Talkhiish al-Khabir, oleh al-Hafizh Ibnu Hajar, 2/202, hadits no. 911; al-Adzkaar, oleh an-Nawawiy, hal. 172; Majma`u az-Zawaid, oleh al-Haitsamiy, 3/156; dan Dha`if al-Jami`, oleh al-Albaniy, hadits no. 4349)

Kedelapan: “Setiap sesuatu (memiliki) pintu, dan pintu ibadah adalah puasa“
Hadist ini dinukil oleh Abi Syuja` di dalam al-Firdaus, no. 4992 dari hadits Abu Darda` dan menurut Syaikh al-Albaniy hadits ini lemah di dalam kitabnya adh-Dha`if, no. 4720)


Kesembilan: “Tidurnya seorang yang berpuasa adalah ibadah“
(Hadits ini diriwayatkan oleh Ibnu Shaid di dalam Musnad Ibnu Abu Aufa, no. 43 dan al-Baihaqiy di dalam asy-Syu`ab, no. 3937-3939 dari hadits Abdullah bin Abi Aufa, dan Abu Nu`aim di dalam al-Hilyah, 5/83 dari hadits Ibnu Mas`ud; dan as-Sahmiy di dalam Tariikh Jurjaan, hal. 370 dari hadits Muhammad bin Ali bin Husain al-Hasyimiy.)
Hadits ini dilemahkan oleh al-`Iraaqiy di dalam al-Mughniy, no. 727; dan as-Suyuthiy di dalam al-Jami` ash-Shaghir, hal. 188; dan telah membenarkan al-Munawiy di dalam al-Faidh, no. 9293 dan Syaikh al-Albaniy sepakat dengan keduanya di dalam adh-Dha`if, no. 5972)


Kesepuluh: “Puasa adalah separuh dari kesabaran“
Hadits ini diriwayatkan oleh at-Tirmidziy di dalam as-Sunan, no. 3519; dan ad-Daarimiy, no. 659; Imam Ahmad, di dalam Musnad, 4/260; dan al-Marwaziy di dalam Ta`zhimi Qadri ash-Shalah, no. 432 dari hadits seorang laki-laki dari Bani Sulaim.


Kesebelas: “Puasa adalah separuh dari keimanan“
(HR. Abu Nu`aim di dalam al-Hilyah, 5/34; dan al-Khathib di dalam Tariikhnya, 13/226; dan Ibnu al-Jauziy di dalam al-`Ilal, 1/815 dari hadits Abdullah bin Mas`ud secara bersambung)

Penutup Demikian beberapa hadits dhai’if (lemah) seputar Ramadhan yang dapat kami rangkum dan telah berkembang serta menjadi rujukan mayoritas kaum Muslimin. Dan karena keterbatasan ma`lumat yang ada pada kami, maka hanya ini yang dapat kami nukilkan. Semoga artikel ringkas ini bermanfa`at bagi segenap kaum Muslimin, dan semoga segala bentuk ibadah kita di dalam bulan Ramadhan mendapatkan pahala yang sempurnah di sisi Allah Ta`ala. Amin.
Wallaahu a`lamu bish shawab.
(Sumber:http://www.majdah.com/vb/showthread.php?t=11285)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bersyukur masih bisa bersyukur.

Space

Forget? No. JUST FORGIVE!