Bagaimana mungkin kau berniat untuk menyerah?



Bagaimana mungkin kau berniat untuk menyerah...?
Padahal kau tahu, bukan perjuangan ini yang membutuhkanmu
ada dan tiadamu dalam perjuangan ini, akhirnya sama saja;
kelak Allah akan tetap memenangkankannya
melalui perjuangan mereka yang lain
pejuang yang niatnya lebih suci, azzamnya lebih kokoh seumpama baja

Bagaimana mungkin kau berniat untuk menyerah...?
Padahal kau tahu, justru dirimu-lah yang membutuhkan perjuangan ini
Bukankah surga itu mahal harganya?
Sampai-sampai Allah katakan: jiwa dan hartamu itu milikNya!
Wahai, telah cukupkah bekalmu untuk membeli surga?

Bagaimana mungkin kau berniat untuk menyerah...?
Padahal katamu, kau inginkan kemenangan Islam diraih olehmu
Kau inginkan generasimu pantas untuk mendapatkan pertolonganNya
Lalu, lihatlah dirimu!
Akankah pertolongan Allah turun kepada orang-orang lemah bermental rendah sepertimu?

Bagaimana mungkin kau berniat untuk menyerah...?
Padahal kau tahu, kemenangan Islam hanya milik mereka yang pantas
Mereka yang mengorbankan segala yang dimilikinya, seutuhnya
Tanpa kompromi, tanpa basa-basi

Bagaimana mungkin kau berniat untuk menyerah...?
Padahal kau tahu, Islam hanya akan tegak dan berjaya karena pejuangnya bermental baja
Semisal Mush’ab bin Umair yang terus membela agama Allah hingga titik darah penghabisan
Ketika tangan kanannya ditebas hingga panji perangnya terjatuh, ia bangkit dan memegang panji perang dengan tangan kirinya
Ketika tangan kirinya ditebas hingga panji perangnya terjatuh, ia bangkit lagi dan memegang panji perang dengan kedua sisa lengannya
Hingga akhirnya pedang si kafir laknatullah ‘alayh, Ibnu Qumi’ah, menyerang dirinya
Lalu akhirnya Mush’ab bin Umair menjemput syahid dalam dekapan cinta Rabb-nya
Dan itulah sebaik-baik akhir perjuangan

Sungguh, tak ada alasan bagimu untuk menyerah
Jika bukan demi kemenangan agama ini, apa lagi alasan kau hidup?
Jika bukan demi meraih ridho Allah untuk merengkuh surga, untuk apa lagi nafas masih menderu?
Bertahanlah, bertahanlah, wahai Muharrik!
Istiqomahlah dalam perjuangan ini!
Hingga kelak kau akan beristirahat dalam seindah-indahnya tempat istirahat

6 Desember 2016
21.20

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bersyukur masih bisa bersyukur.

Forget? No. JUST FORGIVE!

Space