What's Wrong with Being a Thinker?

Awalnya saya biasa aja pas ada yang bilang kalau hidup saya tuh terlalu serius, terlalu banyak mikir, gak nyantai dll. I didn't take it too much sampai saya menghitung ada sekitar selusinan orang yang mengatakan hal yang sama. Mereka bilang saya kebanyakan mikir. Tapi mereka tidak tahu, dengan mereka mengatakan hal itu, itu justru menambah intensitas berpikir saya. Haha.

Suatu hari saya iseng ikut tes My Creative Type di Facebook. Saya tidak punya jaminan apakah indikator di sana cukup valid atau tidak. But, yeah, let's just check it. Saya tidak heran ketika hasil yang keluar: The Thinker. Terimakasih atas penegasan ini, setelah sebelumnya melihat kalkulasi karakter saya dari MBTI Test. Now I know myself better.

Dulu, saya berpikir bahwa semua orang juga melakukan hal yang sama kayak saya. Kalian juga, kan? Kalian juga mikir, kan? Bilang iya, dong. Wkwk. Tapi ternyata tidak. Saya takjub ketika mengetahui ada orang yang hidupnya 'let it flow' aja. Saya takjub ketika mengetahui ada orang yang tidak butuh gambaran detail ketika mau melakukan sesuatu. Like, how can u do that?! 😂 Mungkin ini juga yang membuat saya sulit mempercayai orang lain. Simply, karena saya tidak bisa menyelami pikirannya.

Okay, stop sampai di sini bahas soal The Thinker. Saya tidak punya ambisi untuk menjadi manusia yang tidak banyak mikir lagi. Saya akan tetap membiarkan pikiran saya bercabang-cabang menelusuri enigma hidup ini *hiya. Karena sebetulnya, ketika kita menguak realitas tentang karakter dan kepribadian kita, kita tidak seharusnya menjadikannya sebagai sekat antara kita dan dunia. Sebaliknya, dari situ kita bisa tau bagaimana pola kita dalam menciptakan dan mengolah energi diri. Yang terakhir ini adalah modal besar dalam hidup. Iya, kan? Bilang iya lagi, dong. Wkwk.

Pada akhirnya, setiap kadar yang Allah tetapkan itu tak pernah salah. Semuanya adalah kumpulan potensi yang harus diwakafkan di jalan Allah. Mau kita tim The Thinker atau The Adventurer, let's try our best for this deen. Mari kelola karakter-karakter khas kita agar menjadi sumber pahala di jalan Allah. Sebagaimana para sahabat dengan berbagai karakter khasnya namun mereka berhasil menjadi laksana bintang yang berkilauan, tak ada yang salah dan tak ada yang minim kontribusi. Yang menjadi tugas kita adalah mengelola dan memanajemen diri, agar setiap gerak kita menjadi pemberat timbangan kebaikan kelak di akhirat.

Anyway, saya disuruh nyari partner The Adventurer. Biar gak terlalu tenggelam dalam abstraksi pikiran, katanya. Baiklah, let's look for some. 👀

07/08/19
Setelah berpikir untuk sekian juta kalinya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bersyukur masih bisa bersyukur.

Forget? No. JUST FORGIVE!

Space