Sebuah Penyesalan di 3.30
Tiba-tiba sang waktu sudah bernama 3.30. Rasanya berjalan begitu cepat, rasanya baru saja pagi berlalu, lantas sekarang sudah pagi lagi. Kemudian saya bertanya-tanya, mengapa? Mengapa tak dapat saya persembahkan yang lebih hebat dari ini untuk tujuan yang lebih hebat? Rasanya perjalanan dari hari ke hari hanya dihabiskan untuk urusan yang itu-itu saja. Bukankah dulu saya pernah bertekad untuk lebih dari ini? Tumpukan kertas, tugas-tugas, buku-buku, laptop, papan tulis, proyeksi layar laptop yang terpampang di dinding. Mata saya semakin lelah saja. Saya menyesal dengan semua ini. Saya prihatin dengan diri saya sendiri. Mengapa saya bisa memberikan totalitas pada hal yang seharusnya berada di genggaman tangan saya, lantas saya mengabaikan apa yang ada di dalam hati saya? Bukan, bukan ini yang saya inginkan. Seharusnya saya kembali menata niat. Oke, saya pergi dulu.